Festival Gravitasi Bumi 2017 di Selondo, Ngrayudan, Jogorogo, Ngawi merupakan sebuah karya “seni kejadian berdampak”, mengakar kepada seni tradisi “upacara” yang menguatkan nilai-nilai lokal yang diadakan di desa wisata Ngrayudan, satu-satunya desa wisata di kabupaten Ngawi.
Bumi perkemahan Selondo merupakan salah satu contoh tempat wisata lokal yang jauh dari kesan kumuh dan bersih dari sampah. Pada tempat tersebut, Taman Hutan Segawen dibuka oleh warga di dusun Gagar dan dilengkapi secara swadaya dengan alat permainan anak semacam ayunan dan juga lokasi pemantauan untuk membuat swafoto dan melihat panorama dari daerah Madiun di Timur sampai Surakarta di Barat. Taman Hutan Segawen menjadi lokasi wisata alternatif dan komplementer terhadap Bumi Perkemahan Selondo. Terdapat juga wisata ‘river tubing’ di kali Cunthang yang mengalir jernih dan deras melewati alam gunung.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan juga telah menggerakkan warga desa dan para pedagang yang mencari nafkah dari wisata untuk menjaga agar tidak ada sampah di alam indah milik mereka yang menjadi sumber nafkah wisata. Tempat wisata ini menarik untuk dikunjungi oleh familygoers. Selain apreasiasi seni dan alam yang indah, banyak kegiatan yang bisa dinikmati oleh anak-anak semisal dongeng dan sulap. Hal lain yang menyenangkan adalah acara ini GRATIS untuk umum, familygoers hanya perlu datang dengan menggunakan pakaian nusantara sesuai kemampuan.
Familygoers juga dapat secara langsung belajar dari pasukan semut tentang menjaga kebersihan tempat wisata. Pasukan Semut yang terdiri dari anak-anak memastikan bahwa lokasi upacara, bersih sejak sebelum, sampai sesudah dan juga pada saat upacara berlangsung. Mereka bukan petugas pemungut sampah, mereka diarahkan untuk menegur orang-orang yang membuang sampah sembarangan, memungut sampah yang ada. Dengan harapan semua yang hadir di sana akan lebih tersentuh nuraninya untuk menjaga kebersihan. Sangatlah menyenangkan dan banyak manfaatnya saat orang banyak berkumpul menikmati alam dan karya seni budaya, apalagi bila tanpa sampah!
Festival Gravitasi Bumi 2017 di Selondo, Ngrayudan, Jogorogo, Ngawi merupakan sebuah karya “seni kejadian berdampak”, mengakar kepada seni tradisi “upacara” yang menguatkan nilai-nilai lokal yang diadakan di desa wisata Ngrayudan, satu-satunya desa wisata di kabupaten Ngawi.
Bumi perkemahan Selondo merupakan salah satu contoh tempat wisata lokal yang jauh dari kesan kumuh dan bersih dari sampah. Pada tempat tersebut, Taman Hutan Segawen dibuka oleh warga di dusun Gagar dan dilengkapi secara swadaya dengan alat permainan anak semacam ayunan dan juga lokasi pemantauan untuk membuat swafoto dan melihat panorama dari daerah Madiun di Timur sampai Surakarta di Barat. Taman Hutan Segawen menjadi lokasi wisata alternatif dan komplementer terhadap Bumi Perkemahan Selondo. Terdapat juga wisata ‘river tubing’ di kali Cunthang yang mengalir jernih dan deras melewati alam gunung.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan juga telah menggerakkan warga desa dan para pedagang yang mencari nafkah dari wisata untuk menjaga agar tidak ada sampah di alam indah milik mereka yang menjadi sumber nafkah wisata. Tempat wisata ini menarik untuk dikunjungi oleh familygoers. Selain apreasiasi seni dan alam yang indah, banyak kegiatan yang bisa dinikmati oleh anak-anak semisal dongeng dan sulap. Hal lain yang menyenangkan adalah acara ini GRATIS untuk umum, familygoers hanya perlu datang dengan menggunakan pakaian nusantara sesuai kemampuan.
Familygoers juga dapat secara langsung belajar dari pasukan semut tentang menjaga kebersihan tempat wisata. Pasukan Semut yang terdiri dari anak-anak memastikan bahwa lokasi upacara, bersih sejak sebelum, sampai sesudah dan juga pada saat upacara berlangsung. Mereka bukan petugas pemungut sampah, mereka diarahkan untuk menegur orang-orang yang membuang sampah sembarangan, memungut sampah yang ada. Dengan harapan semua yang hadir di sana akan lebih tersentuh nuraninya untuk menjaga kebersihan. Sangatlah menyenangkan dan banyak manfaatnya saat orang banyak berkumpul menikmati alam dan karya seni budaya, apalagi bila tanpa sampah!
Leave a Reply